oleh

Dusun Cemara Perkenalkan Cara Baru Belajar Konservasi Mangrove bagi Anak Pesisir

banner 468x60

LOMBOKUPDATE.COM – Dusun Cemara, Desa Lembar Selatan, Lombok Barat, menghadirkan inovasi dalam pendidikan lingkungan bagi anak-anak pesisir.

Dalam program bertajuk Digitalisasi Edukasi Ekosistem Pesisir, sekitar 90 siswa SD Negeri 5 Lembar Selatan diajak memahami konservasi mangrove dengan metode interaktif: melalui video animasi dan permainan edukatif yang bisa dimainkan secara offline.

Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (14/8/2025) ini dirancang untuk meningkatkan literasi lingkungan anak-anak, yang selama ini masih rendah. Survei sebelumnya mengungkapkan bahwa lebih dari 70 persen siswa belum memahami peran mangrove atau dampak sampah plastik terhadap ekosistem laut, meski mereka tinggal di kawasan pesisir.

Menurut Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Ayu Adhita Damayanti, pendekatan belajar konvensional seperti ceramah dan mewarnai dianggap kurang efektif. “Anak-anak ini adalah calon penjaga mangrove di masa depan. Melalui metode digital yang tetap bisa diakses tanpa internet, kami ingin belajar jadi lebih menyenangkan,” ujarnya, Sabtu (16/8).

Belajar Lewat Cerita dan Game
Siswa kelas 4–6 menyelami dunia mangrove lewat cerita visual interaktif tentang tokoh lokal yang berpetualang di hutan mangrove. Mereka juga memainkan game edukatif offline yang berisi kuis dan simulasi membersihkan sampah plastik.

Ghazy (10) salah satu peserta, mengaku senang dengan pengalaman ini. “Aku baru tahu kalau akar mangrove bisa menyimpan karbon dan jadi rumah ikan. Main game hapus sampah di pantai juga seru banget!”

Sementara Mutia (11) menambahkan, “Dulu aku pikir mangrove cuma tempat nyamuk, ternyata penting untuk cegah abrasi. Sekarang aku mau ajak teman-teman menjaga mangrove juga.”

Dari Literasi ke Aksi Nyata
Program ini tidak hanya menyasar anak-anak, tetapi juga komunitas lokal. Cemare Eco Green Mangrove Society mendapat pelatihan membuat konten digital, agar mampu memproduksi media edukasi serupa secara mandiri dan menyebarkannya lebih luas.

“Ini baru langkah awal. Ke depannya, kami berharap hadir pusat literasi lingkungan berbasis masyarakat, sekaligus membuka peluang ekonomi kreatif,” tambah Ayu.

Dengan pendekatan belajar sambil bermain, program ini diharapkan menumbuhkan kesadaran menjaga mangrove sejak dini, sekaligus menjadikan Dusun Cemara sebagai contoh edukasi konservasi berbasis teknologi di wilayah pesisir.

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *